Text
Perbandingan Pembelajaran pada Ponpes Modern dan Ponpes Tradisional (Studi Kasus Ponpes Ibnu SIna dan Ponpes Babul Mu'arif)
Model sistem pendidikan pasantren modern adalah sistem kelembagaan pasantren yang dikelola secara modern baik secara administrasi, sistem pengajaran maupun kurikulumnya. Pada sistem pendidikan modern ini aspek kemajuan pasantren tidak terlihat dari figur seorang Kiai dan santri yang banyak, namun dilihat dari aspek keteraturan administrasi (pengelolaan), misal sedikitnnya terlihat dalam pandataan setiap santri yang masuk sekaligus laporan mengenai kemajuan pendidikan semua santri. Kemudian intelektualisme dalam pendidikan pasantren tradisional kurang begitu progresif, karena sifat pengajarannya yang masih dogmatis dari seorang kiai, sikap seorang santri yang pasif terhadap wacana di luar pasantren, pendidikan yang masih terlalu teoritis dari kitab-kitab klasik dan masih kuatnya sistem hafalan. Hal ini mengakibatkan santri kurang kreatif menciptakan buah pikiran baru yang merupakan hasil pengolahan sendiri dari bahan-bahan yang ada, karena sifatnya hanya taqlid, sehingga menimbulkan dogmatisme yang kuat. Adapun Yang menjadi rumusan masalah dalam penelitian ini adalah bagaimana pembelajaran fiqh di pasantren modern (Ibnu Sina Sikabu), kemudian bagaimana pembelajaran fiqh di pasantren tradisional (Babul Muarif Krueng Seumayam) dan selanjutnya bagaimana perbandingan pembelajaran fiqh di pasantren modern (Ibnu Sina Sikabu) dengan pasantren tradisional (Babul Muarif Krueng Seumayam). Dengan menggunakan metode penelitian yang digunakan adalah metode penelitian lapangan (field research) melalui observasi, wawancara, angket dan dokumentasi. Sedangkan teknik analisa data yaitu deskriptif kualitatif. Dari hasil penelitian yang telah dilakukan penulis menemukan bahwa, pembelajaran fiqh di pasantren modern (Ibnu Sina Sikabu) dalam bentuk dualisme sistem pembelajaran, dimana pada pagi harinya mengajarkan fiqh di Madrasah dengan membaca buku-buku dalam bentuk teorinya saja. Kemudian pada malam harinya belajar pelajaran fiqh sama halnya dengan pelajaran di pesantren tradisional lainnya. Sedangkan pembelajaran fiqh di pasantren tradisional (Babul Muarif Krueng Seumayam) yaitu mengajarkan langsung kepada santrinya dengan cara membaca kitab-kitab kuning atau kitab karangan ulama klasik. Belajar fiqh seperti halnya di pesantren tradisional mulai dari satu kitab ke kitab yang lainnya dengan menamatkan satu persatu kitab fiqh, mulai dari kitan Taqrib, Fath al-qarib, sampai ke Fath al-mu’in. Selanjutya adanya perbandingan pembelajaran fiqh di pasantren modern (Ibnu Sina Sikabu) dengan pasantren tradisional (Babul Muarif Krueng Seumayam) sistem pembelajaran kedua pesantren tersebut sangat jauh berbeda karena di pesantren modern yaitu pesantren Ibnu Sina memadukan sistem pelajarannya kedalam materi pelajaran umum. Sedangkan di pesantren Babul Mu’arif sistem pembelajaran fiqh masih berbentuk klasikal yang hanya mengandalkan kitab-kitab karangan ulama klasik.
STIT-03413 | 001.43 MUK p | My Library (000) | Tersedia |
Tidak tersedia versi lain